Tour

home

Minggu, 02 Mei 2010

KENCING MANIS ( DIABETES MELLITUS )




DIABETES MELLITUS atau penyakit gula/kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah.
DIABETES MELLITUS atau penyakit gula/kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah.
Jika tubuh kekurangan insulin, maka glukosa di dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel untuk diubah menjadi glikogen, sehingga terjadi penimbunan glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya diekskresikan melalui urine (glukosauria).
Akibatnya, produksi urine meningkat, pasien kencing terus, merasa sangat haus dan berat badan turun
PENYEBAB DIABETES MELLITUS
Pembentukan diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (diabetes melitus jenis 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes melitus jenis 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes melitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Jenis 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan jenis 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obatnya tidak efektif. Diabetes melitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.
Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah terus, karena kesuksesan menjaga gula darah dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah: berhenti merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.
TERAPI DIABETES: (“diet dulu, bila masih sakit baru makan obat”)•    Diet: paling utama pembatasan total terhadap makanan berlemak, guna mengurangi kadar glukosa dan lipida dalam darah•    Gerak badan: jalan pagi, bersepeda dapat mengurangi resisten insulin bagi yang overweight •    Berhenti merokok: nikotin menghambat penyerapan glukosa oleh seltubuh, sehingga dapat meningkatkan kadr glukosa dalam darah•    Pemeriksaan gula darah: dapat dilakukan sendiri dengan test strip atau dengan bantuan laboratorium (minimal 4 x sehari)
DIAGNOSA DIABETES DAPAT DILAKUKAN DENGAN: 
•    
Test strip
Warna gelap (dark): gula darah normal
Warna terang (ligth, orange), gula darah tinggi   
•    
Tes kadar gula darah
Standar normalnya: 6.1 – 7.0
Bila hasil tes kadar gula darah> 7.0  (misalnya 9 atau 12), maka pasien tersebut positif.
Bila hasil tes kadar gula darah< 6.1  (misalnya 3 atau 4), maka pasien tersebut hipoglikemia.
Bila hasil tes kadar gula darah angkanya berkisar 6-7, maka pasien tersebut negatif diabetes.
GEJALA DIABETES MELLITUS:
•    Poli uria (banyak kencing). Naiknya kadar glukosa darah, menyebabkan banyak kencing, karena glukosa bersifat higrokopis.•    Polidipsia (banyak minum). Sering kencing, mengakibat kan  pasien menjadi merasa haus, karena banyak cairan yang keluar malalui urine.•    Polifagia (banyak makan). Rasa haus dan banyak kehilangan energi (berat badan turun drastis), sehingga pasien ingin makan lebih banyak lagi.
Karena tidak dapat menggunakan  gula dalam darah, akibatnya tubuh mulai membakar lemak untuk memenuhi kebutuhan energinya dengan metabolit berupa aseton, diasetat dan asam hidroksi butirat, darah menjadi sangat asam (ketoacidosis) yang dapat menyebabkan pingsan (koma) dan tubuhnya  bau aseton     
KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS:
Antara lain gangguan neuro muskuler yang berupa:
•    Retinopati: timbulnya benjolan di arteri yang menghambat aliran darah, kemudian menjadi atero sklerosis yang dapat meng akibatkan hipertensi dan akhirnya infark jantung.  Terjadi pendara han dan udem pada mata yang dapat menye babkan kebutaan•    Poli neuropati: rasa ditusuk-tusuk, hilang rasa di kaki dan tangan, ada benjolan yang nyeri di kaki, luka/borok sukar sembuh di jari - kaki dan menjadi gangren (jaringan mati), diamputasi•    Nefropati: rusaknya ginjal, keluarnya albumin bersama urine•    Rasa nyeri di betis setelah jalan beberapa meter (claudicatio intermitten)
WHO MENGAKUI 3 BENTUK DIABETES MELLITUS, yaitu tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional (terjadi selama masa kehamilan)•    Diabetes melitus tipe -1 (jenis anak/remaja)
Menyerang pasien usia < 30 tahun (dimulai dari 10-13 th). Adanya destruksi sel-sel beta pankreas, sehingga produksi insulin berkurang atau hilang semua. Akibatnya sel tubuh tidak dapat menyerap glukosa, kadar glukosa naik dan dikeluarkan bersama urine.
Penyebabnya: Auto imun yang berlebihan terhadap infeksi virus dalammembasmi virus, sehingga merusak sel-sel langerhans. Dan Faktor keturunan).
Sampai saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Selain injeksi, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, inhaled powder, serta pemberian dosis dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan.

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan.

Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l). Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah. seperti "frequent hypoglycemic events". Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis.

Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hypoglycemia, dapat menyebabkan kejang atau seringnya kehilangan kesadaran.

Diabetes tipe 1 belum dapat dicegah. Diet dan olah raga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1.
•    Diabetes melitus tipe- 2 (jenis dewasa)
Menyerang pasien mulai usia > 40 tahun. Banyak menyerang orang gemuk (over weight). Proses penuaan sel-sel beta langerhans, sekresi insulin berkurang, kadar glukosa darah meningkat (hiper glikemia). Dapat diobati dengan obat diabetik oral (tidak tergantung insulin), sehingga disebut juga sebagai pasien non insulin dependent diabetes melitus.

Diabetes Tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (biasanya peningkatan), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin.

Langkah yang berikutnya, jika perlu, perawatan dengan lisan (antidiabetic drugs). Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.

•    Gestational diabetes mellitus - GDM (masa kehamilan) 

GDM melibatkan kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, menirukan jenis 2 kencing manis di beberapa kasus. Terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.

DIABETES & PUASA
Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosis sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa dalam bulan Ramadhan.



OBAT ALAMI UNTUK DIABETES


KACANG BUNCIS








Kencing manis atau diabetes merupakan salah satu jenis penyakit mematikan. Jika sudah parah, penderita akan kehilangan sebagian anggota badan karena mau tidak mau harus diamputasi.


Belakangan, karena berobat ke dokter dirasakan cukup berat, masyarakat memilih untuk melakukan pengobatan via alternatif. Adalah buncis yang mampu menyembuhkan penyakit diabetes ini. Mungkin selama ini anda tidak atau belum mengetahui khasiat buncis bagi kesehatan. Diabetes yang menyerang anda baik gejala maupun yang sudah akut, bisa diatasi dengan sayuran mirip kacang panjang ini.


Caranya adalah konsumsi buncis baik mentah maupun direbus sebagai lalapan saat makan. Bisa juga di jus demi mempercepat proses penyerapan didalam tubuh. Jika anda rutin sehari tiga kali mengkonsumsi buncis, maka kadar gula dalam darah anda akan kembali normal dan anda akan kembali bisa beraktivitas.

DAUN SIRIH




sirihSirih merah atau bahasa Latinnya Piper crocatum, kini hadir tidak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga tanaman obat tradisional penderita kencing manis (diabetes mellitus – DM).
Masyarakat Sleman, Yogyakarta khususnya, telah memanfaatkan khasiat daun sirih merah ini turun temurun. Secara empiris, selain kencing manis, daun sirih merah sering dimanfaatkan sebagai obat alternatif ambeien, peradangan, kanker, asam urat, hipertensi (darah tinggi), hepatitis, kelelahan dan maag.
Senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun sirih merah yakni  alkoloid, saponin, tanin, dan flavonoid. Menurut  Ivorra, M.D dalam buku “A Review of Natural Product and Plants as Potensial Antidiabetic,” senyawa aktif alkoloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah. Hara (1993) menyatakan senyawa tanin dan saponin dapat dipakai sebagai antimikroba (bakteri dan virus).
Ciri khas tanaman tropis ini, berbatang bulat hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung hati dan bagian atasnya meruncing. Permukaan daun mengkilap dan tidak merata. Seperti sirih hijau, tanaman sirih merah juga tumbuh merambat di pagar atau pohon. Daunnya berasa pahit getar, namun beraroma lebih wangi dibanding sirih hijau. Bila disobek, daun sirih merah akan berlendir.
Tanaman sirih merah menyukai tempat teduh, berhawa sejuk dan sinar matahari 60-75 persen.  Tanaman sirih merah tumbuh subur dan bagus di daerah pegunungan. Bila tumbuh pada daerah panas, sinar matahari langsung, batangnya cepat mengering. Selain itu, warna merah daunnya akan pudar. Padahal kemungkinan khasiatnya terletak pada  senyawa kimia yang terkandung dalam warna merah daunnya.
Aman dikonsumsi
Peneliti muda  dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Mega Safithri dan Farah Fahma telah meneliti toksisitas ekstrak air daun merah dan kemampuannya dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus.
Pembuatan ekstrak daun sirih merah sangatlah mudah.
Sebanyak 200 gram daun sirih merah direbus bersama  1 liter air sampai volumenya tinggal 100 mililiter. Perbandingan berat daun sirih merah dengan volume ekstrak rebusan yang diminum adalah 200 gram : 100 mililiter atau 2 : 1.
Untuk mengetahui tingkat keamanan dan efek samping daun yang bersifat antiseptik ini, Mega melakukan uji toksisitas. Ekstrak dengan konsentrasi 0, 5, 10, 20 gram per kilogram bobot badan diberikan secara oral pada masing-masing enam ekor tikus Sparague dawley. Setelah tujuh hari pencekokan, bobot tubuh ke-24 tikus tersebut bertambah dan sehat wal-alfiat. Berarti, pemberian ekstrak hingga dosis 20 gram per kilogram berat badan aman dan tidak bersifat toksik (beracun).
Dosis tepat sebagai obat diabetes mellitus, bisa ditentukan melalui uji antihiperglikemik pada enam kelompok tikus. Masing-masing kelompok terdiri dari empat ekor tikus. Kelompok A terdiri tikus yang mendapat induksi NaCl 0,9 persen berat per volume dan cekok akuades. Kelompok B berisi tikus yang diinduksi aloksan dosis 150 miligram per kilogram berat badan dan cekok akuades.
Dalam percobaan, tikus disengaja agar menderita penyakit diabetes melllitus, dengan pemberian aloksan dosis 150 miligram per kilogram berat badan.
Kelompok C berisi tikus yang diinduksi aloksan dosis 150 miligram per kilogram berat badan dan cekok obat antidiabetes komersial Daonil 3,22 miligram per kilogram. Kelompok D, E, F berisi tikus yang diinduksi aloksan dosis 150 miligram per kilogram berat badan dan berturut-turut cekok ekstrak daun sirih merah 100 x dosis Daonil, 1.000 x dosis Daonil, dan 20 gram per kilogram berat badan.
Perlakuan tersebut berlangsung selama 10 hari. Hasilnya, kadar glukosa darah kelompok tikus  E dan F menunjukkan tidak berbeda nyata atau sama dengan kelompok tikus normal.  Ekstrak daun sirih merah dosis 20 gram per kilogram berat badan mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus sebesar 34, 3 persen. Lebih tinggi penurunnya dibanding pemberian obat anti diabetes militus komesial Daonil 3,22 miligram per kilogram yang hanya menurunkan 27 persen glukosa darah tikus.
Hasil penelitian ini bisa diaplikasikan pada manusia penderita diabetes.Dosisnya ialah berat badan penderita dikalikan dengan 20 gram per kilogram berat badan. Jika berat badan penderita dikalikan degan 20 miligram per kilogram berat badan. Jika berat badan penderita 50 kilogram, ia membutuhkan 1 kilogram daun sirih merah segar atau 500 ml ekstrak air rebusan. Ektrak ini bisa diminum dua kali sehari setiap pagi dan sore sebanyak 250 ml.
# Uji klinis pada penderita kencing manis belum pernah dilakukan #

Selamat mencoba dan rasakan khasiatnya…




Tidak ada komentar: