Tour

home

Sabtu, 01 Mei 2010

KEGUNAAN LINTAH UNTUK UMAT MANUSIA


Dari mana datangnya lintah dari sawah turun ke kaki dari mana datangnya cinta ? dari mata turun ke hati....". 
 
Penggalan lagu lama itu memiliki arti yang penting bagi Muhyidin, bapak dua anak yang tinggal di Kauman, Plered, Yogyakarta. Sejak 2002 dia membuka pengobatan alternatif menggunakan lintah rawa yang ditempelkan ke kaki penderita suatu penyakit. Kenapa lintah justru menawan hatinya untuk menjadi media pengobatan ? 
 
Dia mengaku pernah menderita sakit kencing manis selama 10 tahun, bahkan sudah masuk ruang operasi dan kaki siap diamputasi karena sudah busuk dan bolong-bolong akibat penyakit tersebut, namun akhirnya saya batalkan dan berobat alternatif menggunakan lintah. 
 
"Hasilnya, dalam seminggu luka di kaki sudah mengering kaki pun tak jadi diamputasi," tuturnya di sela-sela melayani pasien yang datang dari berbagai kota seperti Jakarta, Solo, Bandung dan Banjarmasin serta dari kawasan Yogyakarta. 
 
Lintah (Hirudo medicinalis), binatang sejenis cacing yang gemar menghisap darah dan biasa hidup di hutan hujan tropis, sawah, rawa atau tempat lembab lainnya sejak ratusan tahun lalu dikenal sebagai penyembuh serba guna untuk berbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan peredaran darah. 
 
Lintah yang ditempelkan pada kulit akan menghisap darah kotor pada tubuh manusia. Tubuh lintah memang memiliki alat penghisap berbentuk bulat di kedua ujung tubuhnya dan saat menghisap darah, lintah menghasilkan suatu cairan yang mampu mencegah terjadinya penggumpalan dan pengeringan darah. 
 
Air ludahnya diketahui mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah dan mengandung penisilin. 
 
Lintah rawa 
Untuk pengobatan ini Muhyidin menggunakan lintah rawa yg diperolehnya dari Palembang, Ambarawa dan beberapa daerah lainnya. Di tempat praktiknya tersedia belasan  kursi yang didepannya ada meja kayu kecil atau disebut dingklik untuk tamu menaruh kakinya guna dihisap oleh lintah. 
 
Di setiap kaki diberi dua ekor lintah, namun jumlah lintah yang ditempatkan tergantung dari tingkat parah atau tidaknya penyakit yang diderita tamu. Setelah kenyang menghisap darah kotor, lintah akan jatuh sendiri dan hanya digunakan untuk sekali pakai saja dan dibuang. Bekas gigitan sang lintah ditutup menggunakan plester obat. 
 
Pengobatan alternatif ini bukan hanya dikenal oleh masyarakat lokal maupun dari berbagai daerah. Wisatawan mancanegara pun menyempatkan datang untuk berobat antara lain dari Jepang, Hong Kong, Beijing, Prancis, Belanda, Inggris, Korsel, Taiwan, dan negara-negara jiran seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia. 
 
"Pasien dari Inggris adalah mahasiswa kedokteran yang sengaja datang untuk meneliti dan membuktikan keampuhan dari pengobatan lintah ini. Saya justru tahu banyak dari dia melalui penjelasan guide. Saya sih otodidak saja ," tutur Muhyidin. 
 
Setiap hari, kecuali Jumat, Muhyidin melayani tamu-tamunya pk.07.30-16.00. Dia dibantu dua orang anaknya dan dua santri untuk menanggulangi berbagai keluhan yang dihadapi oleh tamu. Seringkali waktu istirahatnya di malam hari juga tersita untuk tamu-tamu yang harus mendapat pengobatan. 
 
Pengobatan lintah, kata Muhyidin, sudah dikenal luas oleh masyarakat dunia dan menjadi bahan penelitian di Jerman, AS, Rusia dan negara Eropa dan konon banyak dimanfaatkan rumah sakit di AS. 
 
Dalam ilmu kedokteran Islam, pengobatan mengeluarkan darah kotor adalah metode yang sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah SAW dan lintah merupakan salah media untuk mengeluarkan darah kotor tersebut secara alami. 
 
Memang, sejak banyak orang sembuh setelah memanfaatkannya, keampuhan lintah sebagai pengobatan makin mendunia. Hasil studi yang dilakukan para peneliti di Jerman menunjukkan bahwa lintah diakui bisa mengobati rasa sakit dan juga radang. Dengan menghisap darah kotor, darah statis maupun darah teracuni, maka peredaran darah yang semula tersumbat menjadi lancar kembali. 
 
Efeknya juga dapat meringankan tubuh karena banyaknya kandungan darah kotor yang menumpuk di bawah permukaan kulit seseorang mengakibatkan terasa malas dan berat. 
 
"Karena lintah mengeluarkan liur zat hirudin yang bercampur dengan darah dan membawanya ke seluruh tubuh maka sirkulasi darah menjadi lancar, sehingga tubuh terasa bugar," ungkap Muhyidin. 
 
Darah kotor adalah darah yang mengandung racun atau darah statis yang menyumbat peredaran darah dan mengakibatkan sistem peredaran darah dalam tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya. Itulah sebabnya hal ini menyebabkan terganggunya kesehatan seseorang, baik secara fisik maupun mental. 
 
Masuknya racun yang mengotori darah bisa melalui makanan, udara dan bisa juga melalui minuman. 
 
Sumber: Bisnis Indonesia

1 komentar:

Midin Muhidin mengatakan...

Artikel yang sangat menarik,jika anda membutuhkan lintah kami dari eNHa Farm, menawarkan suplai lintah untuk kebutuhan terapi, medis, minyak lintah, cream lintah, kosmetika ataupun kebutuhan lain terkait.
Keuntungan yang akan Anda peroleh:
* Dapat lebih mengembangkan usaha
* Kontinuitas layanan terjaga
* Layanan terapi/medis lebih fokus dan efisien
* Suplai lintah sepanjang tahun (365 hari/tahun)
* Harga yang murah
* Pemesanan minimal 100 ekor
* Lintah dari hasil budidaya
* Gratis 50 ekor untuk 10 x pemesanan
* Garansi
* Siap kirim keseluruh Indonesia
Saat ini Kami sanggup mensuplai dalam jumlah 1000 ekor/hari atau 5000 ekor/minggu.
Jenis Lintah Hirudomanilensis
Adapun ukuran lintah yang kami tawarkan adalah sbb:
1. Lintah Kecil (ukuran sebatang korek)
2. Lintah Sedang (ukuran 3 x batang korek)
3. Lintah Besar (ukuran sebatang rokok)
Demikian penawaran kerjasama ini kami sampaikan. Besar harapan kami, kita dapat
mensinergikan kekuatan bersama demi makin sukses dan berkembangnya usaha Anda
Untuk Pemesanan Hubungi:
Midin Muhidin
-Telepon : (021) 97655556/ 0817 6434677
SUKSES tuk KITA !